twitter
twitter


Menkominfo Mohammad Nuh, menjelaskan, upaya pemblokiran situs porno atau situs-situs a-susila, tidak bisa dilakukan sendirian oleh pemerintah maupun komunitas.Ini karena produktivitas situs-situs baru, termasuk situs porno sangat besar, sehingga partisipasi dari masyarakat sangat diharapkan. Saat ini Depkominfo menggandeng AWARI dalam melakukan pemblokiran terhadap situs-situs porno. Demikian disampaikan Mohammad Nuh dalam konfrensi pers tentang kampanye internet sehat untuk penyadaran masyarakat serta pemanfaatan piranti lunak guna memblokir akses yang mengandung konten negatif. Di Gedung Kominfo, mingu lalu.


”Kita punya tanggungjawab agar jumlah pelanggan internet terus naik. Tapi, dalam saat yang sama, pemanfaatan internet untuk kepentingan yang tidak betul juga harus dikurangi,” kata Menkominfo.

Dikatakannya, salah satu dampak negatif yang mencuat dari perkembangan teknologi informasi, utamanya internet, di Indonesia adalah akses situs pornografi yang akhir-akhir ini meresahkan, karena ternyata merebak lebih cepat dari perkiraan. Teknologi penyebaran konten negatif ini tidak hanya melalui komputer, melainkan juga lewat peralatan personal seperti telepon genggam dan layanan MMS.



***

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo Cahyana Ahmadjayadi memaparkan, saat ini di internet terdapat lebih dari 103,4 juta website yang aktif. ”Yang terkait dengan Indonesia, baik yang didaftarkan di Indonesia maupun situs-situs dengan domain dot co dot id ada 8 juta situs. Dari jumlah 103,4 juta situs di internet itu 4,2 juta diantaranya situs-situs porno,” katanya mengungkapkan.

Selain itu, pendapatan dari bisnis pornografi di 4,2 juta situs ini mencapai 97 miliar dollar AS. “Ini artinya, pendapatan atau income dari bisnis pornografi ini lebih besar dari income lima perusahaan IT terbesar di dunia yakni Microsoft, Apple, Google, Yahoo, dan Earth Link,” jelasnya.

Cahyana menambahkan, tiap hari ada 75 juta kata-kata ”seks” dari 1,4 miliar pengguna internet yang dikirim melalui mesin pencari data (search engine). ”Kami bekerjasama dengan Asosiasi Warung Internet Indonesia untuk melakukan bloking situs porno, perjudian, rasis, dan SARA,” katanya sambil menjelaskan, blokir situs dapat dilakukan melalui piranti lunak (software) maupun proxy server.

Pemanfaatan piranti lunak sebagai alternatif, memiliki varian sejak diterapkan secara sentralistik pada pusat layanan jaringan (seperti IIX), satuan kegiatan di server pada unit layanan serta secara individual pada komputer masing-masing. Pemilihan piranti lunak pun beragam sejak aplikasi prorietary hingga open source. Domain Name System filtering merupakan salah satu solusi yang memiliki keunggulan karena berbasis pemberdayaan komunitas atau masyarakat. Dirjen Aptel Depkominfo bekerjasama dengan Pengurus Pusat Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI) mengenalkan solusi DNS Filtering sebagai pilihan cerdas dalam memanfaatkan Internet secara Sehat guna berbagai kepentingan dalam kehidupan masyarakat. (BTS).
Source : http://www.aptel.depkominfo.go.id/content/view/101/27/

0 komentar:

Posting Komentar